Asam lambung itu adalah asam khlorida atau asam pekat yang dikeluarkan dari tubuh kita ke lambung dan bersifat korosif atau bisa menggerogoti sesuatu yang ada di dalamnya. Agar lambung tidak luka karena peningkatan asam lambung, maka secara alami lambung dilapisi protein yang sangat kuat. Akan tetapi, bila asam lambung terlalu banyak, daya tahan lambung tidak akan kuat dan terluka. Luka pada lambung bisa disebabkan terlalu banyaknya asam lambung atau karena luka di ujung lambung yang ada di usus 12 jari.
Sejauh ini, salah satu penyebab utama peningkatan asam lambung adalah pola makan yang tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam lambung berfungsi untuk mengurangi kepekatan asam lambung sehingga tidak sampai menggerogoti lambung. Bila terlambat makan sehingga terjadi kekosongan lambung, maka asam khlorida kemudian menggerogoti dinding lambung.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB menambahkan, secara umum pola makan terkait dengan metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam lambung akan mencerna makanan itu. Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan malah akan menggerogoti dinding lambung.
Yang paling tepat adalah, kita harus mengonsumsi makanan atau minuman setiap tiga jam sekali. Normalnya memang kekosongan lambung terjadi enam jam setelah makan. Tetapi bila beraktivitas tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih cepat. Maka dari itu, pola makan harus dijaga agar tidak sampai terlambat mengonsumsi makanan atau minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai jenis makanan yang bisa memicu peningkatan asam lambung, yaitu makanan yang bersifat pedas atau berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, serta minuman seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh dalam keadaan normal, konsumsi makanan atau minuman itu tidak akan menyebabkan nyeri lambung.