Tag Archives: alaihi wasallam

HARAPAN MENIKAH DENGAN MU

Gambar

 

UNTUK KAMU WAHAI CALON SUAMI KU….

Wanita yang dijadikan istri ialah yang dimana orangtuanya telah menyerahkannya sepenuhnya kepada laki2, bahkan engkau-lah yang datang meminta dan meminangnya, dengan perkataan : “Aku terima nikahnya dengan mahar yang disebutkan.”

Dengan perkataan itu wanita itu jadi milik engkau, dan engkau menerima wanita itu tanpa paksaan dengan kekurangan dan kelebihannya.

Hanya dengan perkataan itu engkau bawa pulang wanita itu, padahal engkau tidak pernah mengandungnya dan merasakan sakitnya melahirkan yang dirasakan ibundanya, engkau tidak mempunyai andil

Dan ayahnya membesarkannya,­­ menafkahi dan menyekolahkanny­­a, dan engkau pun sama sekali tidak pernah punya andil

Namun tatkala engkau datang meminta dan meminang wanita yang dicintainya, itu momen tersedih dan terberat bagi mereka, orangtuanya, dan menyerahkan putrinya meskipun mereka tidak tahu apakah putrinya akan bahagia atau tidak nantinya.

Mereka melepaskannya bukan karena lelahnya membesarkannya,­­ melainkan karena perintah Allah, sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam..

Tahukah Bagaimana rasanya melepaskan seseorang yang dicintai..?

Disaat dia salah, ingatlah, ia bukan Malaikat, ia bukan bidadari, jika ia berbuat dosa, engkau pun pernah berbuat dosa.

 

UNTUK KAMU WAHAI CALON ISTRI KU….

Ridha suami itu adalah surga bagimu,

Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.

Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.

Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.

Suamimu berusaha menutupi masalahnya di hadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja di saat engkau mengadukan itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.

Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. Sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.

Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka, karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah dituntut ke neraka. Karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri